Pernah ngga kita nyoba ngukur berapa besar rezeki kita dengan amalan ibadah yang kita lakukan sekarang? Karena rezeki itu luas, ada uang, kesehatan, kebahagiaan, keharmonisan, ilmu, hidayah dan sebagainya, maka untuk mempermudah kita sempitikan dulu istilah rezeki hanya di “uang” saja. Tentu, tanpa mengabaikan rezeki-rezeki lainnya yang sudah Allah berikan pada kita.
Banyak orang yang ngeluh kenapa
penghasilannya segitu-gitu aja tanpa mau intropeksi diri dengan kualitas dan
kuantitas ibadahnya. Mereka lupa, bahwa rezeki berbanding lurus dengan
ketakwaan kita kepada Allah SWT. Solusi sejalan dengan seberapa
sungguh-sungguhnya kita untuk tetap bertakwa kepada Allah.
Ada pedagang yang jualan hariannya nggak
pernah mencapai target, karena sholat wajibnya aja suka di akhir waktu. Ada
karyawan yang bertahun-tahun kerja ngga pernah naik gaji dan dipromosikan,
karena ibadahnya saja di sisa waktu kerja.
Mari kita bermain itung-itungan sedikit.
Katakanlah, setiap sholat wajib kita selalu telat 1 jam. Misalnya, dhuhur jam
12 kita kerjakan jam 1 siang. Asar jam 15.30 kita kerjakan jam 16.30. Subuh
kita kerjakan mendekati jam 6 pagi. Dst.
Jika sholat ada 5 waktu tiap hari, maka total
kita telat 5 jam per hari. Dalam sebulan sudah 150 jam. Dalam 1 tahun kita
telat 1800 jam! Kalau kita konversikan ke jumlah hari, maka 1800 jam itu adalah
24 hari alias hampir 1 bulan!
Imajinasikan, kita lagi kerja tiba-tiba
dipanggil pemilik perusahaan untuk ke ruangannya. Terus kita bilang “Bentar ya
Bos, lagi nanggung nih, kerjaan….”
24 hari kemudian, barulah kita masuk ke
ruangannya dan bertanya: “Ada apa Bos, kemarin panggil saya?”
Kira-kira nih, kalau kita minta naik gaji
bakal dikabulin ngga? Kalau minta dinaikin jabatan bakal di-acc ngga?
Ini yang manggil Allah SWT, dan kita
abaikan! Wajarlah kalau rezeki kita segini-gini aja, karena yang kita sodorkan
pada Allah adalah kualitas takwa no 16.
Coba kita balikin kejadiannya. Kita
sodorkan kualitas takwa premium. Misalnya, dhuhur jam 12, jam 11.45 kita sudah
di masjid. Zikir, baca Al Qur’an, sholat sunnah dll. Sebelum dan sesudah
dhuhur, kita sholat sunnah rawatib. Jadi, setiap waktu sholat, kita luangkan
waktu 1 jam berada di masjid.
Sehari ada 5 waktu, maka 5 jam kita
luangkan waktu untuk Allah per hari. Ini belum kita hitung kalau mengerjakan
tahajud dan dhuha juga.
Maka sebulan berarti ada 150 jam, dan
setahun ada 1800 jam. Allah menjanjikan dalam 1 kebaikan akan dibalas 10 kali
lipat. Itu minimalnya.
“Barang siapa membawa amal yang baik,
maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa
perbuatan jahat maka ia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya dirugikan” (QS. Al-An'am: 160).
1800 jam dikali 10 adalah 18.000 jam. Kalau
kita konversikan ke bilangan hari, maka ada 750 hari. 750 hari itu sama dengan
2 tahun. Maka orang yang selalu meluangkan waktu 5 jam sehari untuk Allah, maka
Allah berikan kemudahan dalam hidupnya 2 tahun lebih cepat.
Misalnya dalam urusan karir, jika orang
butuh waktu 5 tahun untuk dipromosikan, maka dia cukup 2 tahun saja. Dalam
urusan dagang, jika ingin punya omzet 1 miliar per bulan butuh membangun bisnis
10 tahun, maka dia bisa lebih cepat.
Di sinilah nikmatnya jadi orang Islam. Di
sinilah manisnya keimanan.
Maka, cobalah perbaiki ibadah kita. Nanti
Allah akan perbaiki kehidupan kita. Wallahu’alam.
Comments
Post a Comment